Alkisah pada jaman dahulu kala, hiduplah
Dewa di puncak gunung yang berada di tengah pegunungan. Hari itu tanggal 30
Desember, sehari sebelum tahun baru, sang Dewa menulis surat kepada binatang-binatang seluruh
negeri. Dewa yang telah selesai menulis surat-surat itu lalu meniupnya dari
jendela.
Surat-surat itu diterbangkan oleh angin,
ke gunung, sungai, lembah, dan hutan, ke segenap penjuru. Keesokan harinya
tanggal 31 pagi, para binatang menerima surat
itu. Isinya seperti ini: “Pada pagi hari di tahun baru, saya akan memilih
binatang yang paling cepat datang kemari, dari nomor satu sampai nomor dua
belas. Lalu setiap tahun saya akan mengangkat satu-persatu sebagai jenderal
berdasarkan urutan. Tertanda, Dewa.”
Para
binatang pun bersemangat.
“Wah, kalau begitu, aku harus
menjadi jenderal!”
Tetapi, ada seekor binatang yang
tidak membaca surat
ini, yaitu seekor kucing yang suka bersantai. Kucing mendengar tentang surat sang Dewa ini dari
tikus. Tikus yang licik bahwa mereka harus berkumpul ke tempat Dewa pada
tanggal 2 pagi, padahal seharusnya tanggal 1 pagi.
“Oh tikus, terima kasih atas
kebaikan hatimu.”
Semua binatang bersemangat sambil
memikiran kemenangan.
“Baik, besok pagi-pagi ya. Aku akan
tidur cepat malam ini.”
Semua binatang pun tidur cepat.
Tetapi, hanya sapi yang berpikir,
“Jalanku lambat, jadi aku akan berangkat malam ini.”
Maka berangkatlah sapi sebelum
matahari terbenam. Tikus yang melihatnya lantas meloncat menaiki punggung sapi.
“Betapa menyenangkan!”
Sapi yang tidak menyadarinya terus
berjalan dengan lambat.
“Mungkin aku menjadi nomor satu,
moooo!”
Keesokan harinya, para binatang
berangkat sekaligus saat hari masih gelap. Anjing, monyet, harimau, ular,
kelinci, ayam, domba, juga kuda, semuanya berlari menuju tempat tinggal sang
Dewa. Akhirnya matahari tahun baru mulai terbit, yang pertama-tama muncul
membelakangi matahari tersebeut adalah….sapi. Oh, bukan! Itu adalah tikus!
Tikus melompat turun dari punggung sapi, lantas melompat ke hadapan Sang Dewa
dengan cepat.
“Dewa, Selamat Tahun Baru!”
“Oh, selamat! Selamat!”
Sapi merasa sangat kecewa, ”Mengapa?
Mooo!” dan mulai menangis.
Lalu berturut-turut datanglah
harimau, kelinci dan naga. Binatang-binatang lainnya tiba susul-menyusul.
Akhirnya tibalah waktu pengumuman urutan pemenang oleh sang Dewa.
“Saudara-saudara sekalian selamat
datang. Sekarang saya akan mengumumkan hasilnya. Nomor satu tikus. Dilanjutkan
dengan sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam, anjing,
dan babi hutan. Dengan demikian, telah ditetapkan pemenang nomor satu sampai
dengan dua belas!”
Dua belas ekor binatang yang
terpilih ini disebut 12 shio binatang. Kedua belas shio binatang itu mulai
berpesta pora dengan minuman keras sambil mengelilingi sang Dewa.
“Mari minum!”
Naga dan harimau juga bersuka ria.
Kelinci dan tikus juga berkata, “Mari minum!”
Saat itu kucing datang berlari-lari
dengan wajah yang marah dan menakutkan.
“Tikus!!! Kenapa kamu menipuku!
MEONG!! Aku akan menangkap dan memakanmu!! Sini!!!”
Tikus berlari terbirit-birit. Kucing
berputar-putar mengejarnya. Sementara pesta berlangsung amat ramai.
Sejak saat itu, mulailah era 12 shio
binatang. Mulai dari tahun tikus, kemudian sapi, harimau, kelinci, naga, ular,
kuda, domba, monyet, ayam, anjing, dan babi hutan. Kucing yang tidak termasuk
ke dalam 12 shio binatang karena ditipu tikus, sangat marah hingga sampai
sekarang pun masih berputar-putar mengejar tikus.
Sumber: dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment